Rabu, 01 Juli 2009

Trend Baju Batik

Akhir-akhir ini, kalau saya perhatikan, pakaian bercorak batik sedang populer di kalangan wanita, terutama remaja untuk pakaian sehari-hari. Sebelumnya, Baju Batik lebih sering digunakan hanya untuk acara-acara resmi. Munculnya trend Baju Batik seperti ini menimbulkan 2 pertanyaan dalam benak saya; apakah ini bentuk sikap kecintaan mereka terhadap hasil karya tradisional Indonesia atau justru ini bentuk reaksi kemarahan mereka karena ada negara tetangga yang mengklaim Batik sebagai “milik” mereka?

Saya baru menyadari betapa maraknya pakaian Batik beberapa minggu yang lalu, ketika ibu saya, yang pedagang batik, menawarkan Blus batik dagangannya untuk saya pakai sehari-hari. Tidak biasanya, saya tidak menolak. Saya malah dengan senang hati menerimanya. Entah karena memang modelnya yang bagus sehingga saya ingin memakainya, atau entah karena tanpa saya sadari pakaian batik sudah mulai marak di kalangan remaja putri sehingga saya ingin mengikuti trend Model Busana Batik. Namun, apapun alasannya, saya mulai memakai Model Batik sebagai pakaian sehari-hari di saat batik mulai manjadi trend.

Saya pikir, mungkin alasan orang-orang mulai gemar memakai Busana Batik karena mereka memang menyukainya sebagai karya bangsa. Terlebih lagi memang akhir-akhir ini model-model yang ditawarkan bisa dibilang up to date. Buat saya itu bagus, karena dengan begitu Model Batik sebagai karya tradisional dari daerah-daerah di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan dunia masa kini sehingga mampu bersaing dengan maraknya busana barat yang juga populer. Tetapi saya jadi heran, mengapa baru sekarang Motif Batik menarik perhatian berbagai kalangan lewat desain-desainnya yang modern?

Ternyata menurut paman saya yang merupakan pengusaha Busana Batik, yang juga baru akhir-akhir ini memproduksi Motif Batik berdesain up to date, alasan para produsen batik melakukan ini semua adalah atas dasar kejengkelan mereka terhadap Negara tetangga yang tiba-tiba mengklaim batik sebagai “milik” mereka. Mereka sebagai agen-agen penerus budaya batik Indonesia merasa sangat tersinggung dan tidak dihargai. Susah-susah mempertahankan keberadaan Desain Busana Batik di Indonesia, tiba-tiba batik diaku Negara tetangga. Maka dari itu, untuk membuktikan bahwa batik “milik” Indonesia, mereka pun membuat pakaian batik yang berdesain modern untuk dipakai sehari-hari, sehingga masyarakat dapat sering memakainya.

Jika ternyata maraknya pakaian batik sehari-hari adalah reaksi emosi sesaat terhadap Negara tetangga, mungkin saja ini akan menjadi trend sesaat. Ketika situasi meredam, mungkin saja orang-orang akan mulai meninggalkannya dan terbuai dengan keadaan aman bahwa kita sudah berhasil membuktikan bahwa batik bai Batik Solo ataupun batik-batik lainnya adalah “milik” bangsa Indonesia. Hal ini tentu saja akan makin menimbulkan ironi, karena menunjukkan kecintaan yang begitu dangkal terhadap karya bangsa. Kecintaan hanya muncul sebagai reaksi emosional atas serangan bangsa lain.

Saya hanya bisa berharap pembuktian kecintaan masyarakat pakaian batik (Model Busana Batik) saat ini tidak akan mereda begitu saja ketika serangan dari Negara tetangga ikut mereda. Semoga trend batik ini tidak seperti trend mode yang tiap setahun sekali ditinggalkan dan dilupakan begitu saja, kemudian diganti dengn trend baru lagi.

2 komentar:

  1. good topic, met!
    gw pribadi sih seneng klo ngeliat orang (laki-laki atau perempuan) pake baju batik. tapi yg jadi pertanyaan gw, apakah mereka tahu essensi dari motif, corak, dan warna batik yg mereka pakai?bukankah setiap batik memiliki makna tersendiri?
    gw kurang setuju klo alasan orang-orang masa kini memakai batik sebagai perwujudan kecintaannya pada budaya yg katanya asli milik indonesia ini. mereka lebih kepada ikut-ikutan mode aja.
    itulah pendapat gw.
    terimakasih..

    BalasHapus
  2. klo baju batik sma ngetren nga

    BalasHapus