Rabu, 01 Juli 2009

Trend Baju Batik

Akhir-akhir ini, kalau saya perhatikan, pakaian bercorak batik sedang populer di kalangan wanita, terutama remaja untuk pakaian sehari-hari. Sebelumnya, Baju Batik lebih sering digunakan hanya untuk acara-acara resmi. Munculnya trend Baju Batik seperti ini menimbulkan 2 pertanyaan dalam benak saya; apakah ini bentuk sikap kecintaan mereka terhadap hasil karya tradisional Indonesia atau justru ini bentuk reaksi kemarahan mereka karena ada negara tetangga yang mengklaim Batik sebagai “milik” mereka?

Saya baru menyadari betapa maraknya pakaian Batik beberapa minggu yang lalu, ketika ibu saya, yang pedagang batik, menawarkan Blus batik dagangannya untuk saya pakai sehari-hari. Tidak biasanya, saya tidak menolak. Saya malah dengan senang hati menerimanya. Entah karena memang modelnya yang bagus sehingga saya ingin memakainya, atau entah karena tanpa saya sadari pakaian batik sudah mulai marak di kalangan remaja putri sehingga saya ingin mengikuti trend Model Busana Batik. Namun, apapun alasannya, saya mulai memakai Model Batik sebagai pakaian sehari-hari di saat batik mulai manjadi trend.

Saya pikir, mungkin alasan orang-orang mulai gemar memakai Busana Batik karena mereka memang menyukainya sebagai karya bangsa. Terlebih lagi memang akhir-akhir ini model-model yang ditawarkan bisa dibilang up to date. Buat saya itu bagus, karena dengan begitu Model Batik sebagai karya tradisional dari daerah-daerah di Indonesia dapat menyesuaikan diri dengan dunia masa kini sehingga mampu bersaing dengan maraknya busana barat yang juga populer. Tetapi saya jadi heran, mengapa baru sekarang Motif Batik menarik perhatian berbagai kalangan lewat desain-desainnya yang modern?

Ternyata menurut paman saya yang merupakan pengusaha Busana Batik, yang juga baru akhir-akhir ini memproduksi Motif Batik berdesain up to date, alasan para produsen batik melakukan ini semua adalah atas dasar kejengkelan mereka terhadap Negara tetangga yang tiba-tiba mengklaim batik sebagai “milik” mereka. Mereka sebagai agen-agen penerus budaya batik Indonesia merasa sangat tersinggung dan tidak dihargai. Susah-susah mempertahankan keberadaan Desain Busana Batik di Indonesia, tiba-tiba batik diaku Negara tetangga. Maka dari itu, untuk membuktikan bahwa batik “milik” Indonesia, mereka pun membuat pakaian batik yang berdesain modern untuk dipakai sehari-hari, sehingga masyarakat dapat sering memakainya.

Jika ternyata maraknya pakaian batik sehari-hari adalah reaksi emosi sesaat terhadap Negara tetangga, mungkin saja ini akan menjadi trend sesaat. Ketika situasi meredam, mungkin saja orang-orang akan mulai meninggalkannya dan terbuai dengan keadaan aman bahwa kita sudah berhasil membuktikan bahwa batik bai Batik Solo ataupun batik-batik lainnya adalah “milik” bangsa Indonesia. Hal ini tentu saja akan makin menimbulkan ironi, karena menunjukkan kecintaan yang begitu dangkal terhadap karya bangsa. Kecintaan hanya muncul sebagai reaksi emosional atas serangan bangsa lain.

Saya hanya bisa berharap pembuktian kecintaan masyarakat pakaian batik (Model Busana Batik) saat ini tidak akan mereda begitu saja ketika serangan dari Negara tetangga ikut mereda. Semoga trend batik ini tidak seperti trend mode yang tiap setahun sekali ditinggalkan dan dilupakan begitu saja, kemudian diganti dengn trend baru lagi.

Inilah Trend Sepatu 2009



Nah, untuk Anda yang selalu ingin fashionable, kini Anda dapat tampil modis dengan mengikuti tiga model sepatu 2009 yang dipaparkan Female First. Mulai dari angkle boot hingga biker boot, menjadi tren sepatu terkini di tahun bershio kerbau ini.

Pertama, sepatu berwarna ungu menjadi benda yang wajib dimiliki di 2009. Kami juga memprediksikan bahwa sepatu menjadi jalan terbaik untuk memperkenalkan warna yang paling fashionable itu. Semua desainer ternama dari Prada sampai Karen Millen akan memperkenalkan ungu di atas catwalk, sehingga tak dapat diragukan jika warna lembut ini akan sangat populer.

Sepatu ini sebelumnya memang pernah ditampilkan di Female First, tapi kami benar-benar menyukainya. Tren sepatu ini sangat cantik, apalagi saat dikenakan dengan celana ketat berwarna gelap dan gaun hitam pendek akan semakin membuat penampilan tampak lebih fantastik. Untuk Anda yang ingin memiliki sepatu seksi ungu dapat mencarinya di ASOS.com

dengan harga 19 poundsterling.



Untuk model sepatu lainnya yang paling hip di tahun ini adalah angkle boot. Mulai dari runway internasional hingga majalah mode memang menasbihkan jenis sepatu ini sebagai key trend. Rancangan yang melilit manis hingga mata kaki ini memang terlihat cantik dikenakan Mischa Barton. Namun, bukan berarti Anda tak dapat mengikutinya.

Beberapa desainer seperti Alexander McQueen dan Jean Paul Gaultier juga memperjuangkan tren ini di A/W dan kami memprediksikan sepatu jenis ini akan digandrungi di musim semi mendatang.

Nah untuk Anda yang ingin tampil seksi di tahun ini tak ada salahnya membeli rancangan angkle boot dari Topshop seharga 75 poundsterling. Mereka yang memakai sepatu jenis ini dapat terlihat kasual dengan padanan jins atau gaun untuk memberi kesan feminin.



Untuk tren terakhir, kami memiliki biker boot untuk para pengendara motor. Sepatu ini merupakan jenis terpopuler tahun lalu seperti yang dikenakan Agyness Deyn dan Daisy Lowe. Meski begitu tren sepatu ini tidak benar-benar ngetren dalam fesyen high street.

Untuk tahun ini, kami memprediksikan setiap orang akan memiliki dan boot jenis ini. Mereka akan menambahkan sentuhan rock yang chic dan maskulin untuk disesuikan di semua jenis pakaian, terutama sekali akan tampak bagus jika dipadankan dengan gaun feminin. Boot jenis ini dapat diperoleh di New Look dengan harga 30 poundsterling.



Memiliki salah satu sepatu tren 2009 di dalam lemari akan memastikan Anda selalu dapat memadupadankannya dengan semua fesyen






Gaya Berpakaina Diri Sendiri

Cara kita berbusana merupakan cerminan pribadi. Bila mengenakan fashion yang sesuai, citra diri anda akan semakin mantap dan tampak lebih percaya diri. Karena itu para ahli penampilan menganjurkan agar anda berbusana sesuai dengan kepribadian. Di samping itu anda perlu menyesuaikannya dengan kondisi dan keadaan dimana anda berada, terutama di tempat anda bekerja.

Tak heran jika para profesional terutama wanita sangat memperhatikan setiap
detail busana yang dikenakannya ke kantor.

Berikut ini adalah beberapa gaya
wanita dalam berbusana sesuai dengan profesi dan lingkup pekerjaan:

Gaya
Formal
Gaya formal umumnya dipakai oleh anda yang berprofesi sebagai sekretaris, penasihat hukum, pegawai bank, pengajar dan profesi lain yang bersifat resmi dan menuntut anda bertemu dengan berbagai jenis kalangan. Untuk profesi ini sebaiknya anda mengenakan setelan dengan model yang tidak terlalu rumit. Two pieces dengan potongan tallored lebih mengesankan profesionalisme anda. Pilihlah warna-warna klasik seperti cokelat, hitam, atau navy blue baik di online boutique shop maupun fashion shop biasa. Hindari corak yang ramai tetapi corak kotak-kotak samar bisa anda pilih jika anda ingin bahan bermotif. Panjang rok bisa sedikit di atas atau di bawah lutut. Gunakan sepatu dengan hak antara 5-7 cm. Lengkapi dengan aksesori secukupnya.

Gaya Kreatif
Perancang mode, stylist, copy writer dan mereka yang bekerja di bidang seni dapat memilih gaya ini dalam berbusana. Sesuai dengan bidangnya, umumnya gaya mereka lebih kreatif dan funky. Celana panjang atau rok dapat anda gunakan sepanjang tidak mengganggu gerakan. Pemilihan warna dan corak bisa lebih meriah dan ekstrim misalnya di fashion shop (boutique shop). Vest, semi blazer, cardigan, rok mini sampai celana panjang bermotif kotak-kotak akan membuat anda lebih gaya, sesuai dengan lingkungan pekerjaan yang menuntut anda tampil lebih modis. Scarf juga dapat anda gunakan sebagai pelengkap gaya. Untuk alas kaki gunakan sepatu bertumit rendah dengan ujung yang tidak runcing.

Gaya Lapangan
Gaya berbusana untuk pekerja lapangan cenderung lebih praktis dan simpel. Anda yang berprofesi reporter, fotografer, desain interior, arsitek atau anda yang lebih banyak bekerja di lapangan dapat memili gaya ini. Tampil maskulin dengan setelan celana berpipa kecil, blus lengan pendek dan vest bercorak akan membuat anda tampak modis namun tetap terlihat profesional. Untuk warna anda bisa lebih bebas memilih seperti warna netral, cerah maupun lembut yang banyak tersedia boutique fashion/boutique shop Aneka model sepatu dapat anda gunakan sesuai kesempatan, bisa bertumit tinggi, rendah, maskulin bahkan sepatu kets.

Dari kesemua gaya
fashion tersebut ada satu hal yang tidak boleh tertinggal yaitu rasa percaya diri. Karena jika anda sudah tampil abis-abisan tapi nggak pede, percuma saja, anda akan tampak canggung. Oke, selamat bergaya!

Gaya Berpakaian Jennifer Lopez 2009

Foto: www.jenniferlopezs.blogspot.com

APA jadinya bila Jennifer Lopez dan June Sarpong tampil bersama? Tentu menjadi pemandangan yang tak biasa, sebab yang satu penyanyi bertaraf internasional dan lainnya presenter televisi Inggris.

Kendati selalu pantas mengenakan busana apa pun dengan gaya yang berbeda, namun perempuan yang akrab disapa J-Lo ini tetap membutuhkan referensi. Buktinya, ibunda Max dan Emme itu mencuri cara berpenampilan June.

Seperti dikutip Femalefirst, June yang juga mantan presenter T4 itu tampil di peluncuran koleksi teranyar pakaian atasan dan rok bulu dari gerai busana kenamaan New York, Topshop, dengan mengenakan pakaian tersebut. Penyanyi berbokong indah itu pun hadir dengan mengenakan busana yang sama.

Penyanyi berusia 39 tahun ini juga tampil dengan rok bulu dan perhiasan yang sama saat berada di belakang panggung konser suaminya Marc Anthony.

Pakaian yang dikenakan keduanya memang sangat cantik. Rok dan busana atasan yang dipakai terpisah tampak luar biasa. Meski berpotongan simpel, tapi saat dikenakan bersamaan sangat tidak sepadan bila menggunakan terlalu banyak

Cara - Cara Berpakaian Yang Baik

TIPE BADAN LEBAR / GEMUK

vertical-vs-horizontal
  • Hindari Baju dengan Corak Garis Vertikal
  • Beli Pakaian yang Pas di Badan
  • Pilih Warna Senada untuk Baju dan Celana
  • Hindari Baju/Kemeja Berkerah Kecil

TIPE BADAN TINGGI / LANGSING

  • Hindari Garis Horizontal

  • Hindari Warna Senada antara Baju dan Celana


pakaian-skinny-jeans

  • Jeans Model Pensil bukan Pilihan yang Tepat

  • Pilih Baju dengan ukuran Pas di Badan

  • Hindari Sepatu Berujung Persegi
  • Pilih Warna Cerah

TIPE BADAN PENDEK

  • Kenakan Sepatu Berujung Persegi
  • Aksesoris bisa Menjadi Pilihan Tepat
  • Hindari Kaos dengan Sablon Berukuran Besar
  • Siasati dengan Pemilihan Celana yang Tepat
  • Kenakan Dasi Slim



Trend Mode?? Ikut atau Tidak !!!!!







Ketika terjadi tren akan suatu produk industri mode seperti tren batik yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia baru-baru ini bahkan masih hingga detik artikel ini diketik, berbagai kalangan berlomba-lomba menyediakan, mencari dan memakai dress batik tersebut. Demam batik yang terjadi adalah demam penggunaan dress batik yang berbeda dari batik dari biasanya. Potongan-potongan yang disuguhkan dalam dress tersebut mampu memperlihatkan tampilan lebih chick. Di sisi budaya, terlihat masyarakat dari remaja hingga lanjut usia ingin menunjukkan identitasnya dalam mencintai budaya negaranya yaitu Indonesia melalui penggunaan batik. Di sisi lain ada beberapa oran“ogah” menggunakan dress batik tersebut karena sedang “pasaran” (dipakai orang dimana-mana). Keunikan pribadi seseorang dengan tidak ingin menjadi seseorang yang mengikuti tren atau berbeda ikut terilhat disini. Saya pernah membaca artikel tentang bagaimana seorang pembuat
batik tulis tradisional yang menganggap tren batik cetak ini mengurangi kesahajaan sebuah kain batik di mata seorang awam ataupun turis mancanegara. Berbagai pandangan dituai oleh tren dress batik ini. Tren dapat pula diciptakan oleh majalah khususnya majalah yang berspesialisasi dengan fashion. Ketika majalah tersebut menciptakan gaya busana berbeda dari yang lain dan menurut si pembaca majalah tersebut patut untuk diikuti maka bersiaplah untuk terjadi tren baru dalam menggunakan gaya berbusana. Pilihan untuk mengikuti atau tidak tergantung pada pribadi seseorang apakah merasa cocok dengan pribadinya. Pribadi sederhana atau seperti pribadi fashion addicted (kecintaan terhadap mode yang berlebih) yang membuat orang tersebut tidak akan memperhatikan kenyamanan tetapi memperhatikan konsep up to date (menjadi orang dengan segala hal baru khusus untuk hal ini adalah mode). Ketika seseorang mengikuti suatu tren, orang lain memandang “gak cape apa ngikutin
mode terus” atau “gak punya gaya berpakaian sendiri ya?” atau “wow, dia up to date terus dengan mode”. Seseorang yang sangat memperdulikan apa kata orang lain biasanya sangat perduli dengan gaya berbusananya. Ketika seseorang tidak perduli dengan apa kata orang, maka ia akan berpakaian sesuka hatinya.
Jadi bagaimana gaya berpakaian kamu sekarang?

4 Gaya Berpakaian yang Baik

4 Gaya Berpakaian Yang Baik

  1. Pakailah pakaian yang anda rasa cocok dengan bentuk tubuh anda.Sehingga anda terlihat lebih baik dari sebelumnya.
  2. Pakailah pakaian yang sesuai dengan warna kulit anda sehingga anda dapat terlihat lebih fresh dan begairah dalam menjalankan rutinitas anda seharian.
  3. Pakailah pakaian yang nyaman saat anda kenakan ke tubuh anda, karena bila anda menggunakan pakaian yang terlalu sempit atau terlalu kebesara akan membuat anda menjadi tidak PEDE dalam menjalankan rutinitas anda.
  4. Pakailah pakaian sesuai rutinitas yang akan anda lakukan atau kerjakan.

Anak Kota Punya Gaya

Banyak orang percaya bahwa anak muda identik dengan aktivitas untuk mencari kesenangan. Anak muda selalu dikaitkan dengan waktu luang, kebebasan, dan semangat pemberontakan. Media massa dan industri menciptakan "kebutuhan" anak muda demi kepentingan pasar, yang dikampanyekan sebagai cara bagi anak-anak muda untuk keluar dari identitas yang diinginkan oleh orang tua. Akhirnya budaya anak muda sangat identik dengan penampilan sebagai representasi identitas. Budaya anak muda adalah fesyen, musik dan pesta. Dan tentu, anak-anak muda di kota adalah kelompok yang memiliki akses paling terbuka ke sumber informasi. Mereka memungut informasi di mana saja, dari televisi, majalah, radio bahkan sobekan poster di pinggir jalan. Mereka punya kesempatan untuk memanfaatkan waktu luang di pusat-pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan ruang-ruang publik yang memungkinkan mereka untuk melakukan interaksi dan pertukaran informasi.

Anak muda di kota selalu punya cara untuk tampil beda. Meski tidak selalu orisinil, karena banyak mengadopsi gaya selebritis yang mereka lihat di majalah dan televisi, tapi anak kota selalu berusaha untuk terus memperbaharui penampilannya. Yang disebut penampilan, bukan saja apa yang melekat pada tubuh semata, melainkan juga bagaimana keseluruhan "potensi" dalam diri memungkinkan mereka untuk menampilkan citra diri tertentu. Dan bahasa, dianggap salah satu hal penting yang akan memberikan ciri khusus pada anak kota. Cara, logat dan pilihan kata dalam berbicara, adalah salah satu dari usaha anak kota untuk membentuk citra tertentu melalui penampilannya. Maka mereka punya istilah "norak" atau "kampungan" untuk gaya-gaya tertentu, yang mereka anggap ingin tampak trendi, namun tidak pantas (dalam bahasa mereka: nggak matching ). Istilah ini sekaligus menunjukkan bagaimana mereka memandang anak muda di wilayah bukan kota (untuk tidak menyebutnya desa) sebagai kelompok yang "lebih rendah" dibanding mereka.

Biyan, seorang perancang muda menyatakan bahwa semangat kebebasan, sikap cuek alias tidak terlalu peduli pada aturan formal, dan berani menjadi satu karakter khas yang selalu ditampilkan dalam gaya fesyen anak muda. Gaya anak muda tidak lagi mengacu pada perancang yang dulu legitimasinya sangat besar. Anak muda pasca '50-an dan '60-an masa-masa generasi baby boomers yang mulai menikmati kemakmuran setelah berakhirnya resesi pasca perang dunia- menciptakan modenya sendiri.

Kita bisa menelusurinya dari bagaimana anak muda dicitrakan di media dari masa ke masa, kemudian bagaimana citra itu merambah ke dalam kehidupan sehari-hari. Dan menarik juga mencermati bagaimana media massa telah menciptakan satu ikon anak muda tertentu pada tiap jaman.

***

Di Awal '80-an, budaya remaja mulai marak di Indonesia setelah kemunculan tabloid dan majalah khusus remaja, terutama Hai dan Gadis . Tak lama setelahnya, sekitar pertengahan dekade, muncul tokoh Boy, melalui film "Catatan Si Boy" garapan sutradara Nasri Cheppy. Tokoh Boy diperankan oleh Onky Alexander. Boy digambarkan sebagai anak kota dari kelas atas yang kaya raya, tampan, dandi (penampilannya rapi dan "berkelas"), jagoan (selalu menang kalau berkelahi dengan "musuhnya"), playboy dan pintar. Saat itu, Onky memperkenalkan gaya celana jeans, kaos oblong yang kemudian dibalut kemeja yang tak dikancingkan. Rambutnya rapi, agak mengkilap (disebut gaya wet-look) karena minyak rambut. Boy juga identik dengan mobil mewah berwarna cerah, serta kaca mata hitam yang tak pernah ketinggalan saat ia ada di jalanan. Gaya Boy inilah yang disebut dengan gaya '80-an ala Indonesia. Karakter tokoh ceweknya tak jauh beda dengan Boy; populer, cantik, berdandan modis, cewek baik-baik dan disukai banyak laki-laki. Mereka tampil dengan gaya '80-an yang kental dengan warna-warna cerah semacam kuning, merah atau oranye, celana model baggy (paha lebar dan menyempit di bagian bawah), memakai banyak aksesoris--kalung, gelang dan anting yang dipakai bersamaan--kemeja longgar yang terkadang ujungnya diikat serta sepatu olah raga yang santai. Pada saat itu, mulai dikenal juga kebiasaan mengecat rambut menjadi berwana kemerahan atau sedikit pirang.

Dalam film ini, anak kota masih bicara dengan bahasa Indonesia yang cukup formal, namun terkesan cukup santai. Mereka menyebut diri dengan kata "saya" dan menggunakan kata "kamu" untuk menyebut lawan bicaranya. Sebenarnya cara mereka bicara dalam film tak terlalu berbeda dengan generasi yang lebih dewasa. Kalimat seperti "Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" atau "Tunggu ya, nanti malam saya akan jemput kamu!" menjadi dialog yang biasa, yang mungkin akan terasa asing bila didengarkan oleh anak kota sekarang.

"Catatan si Boy" juga memberi kita gambaran bagaimana anak kota menghabiskan waktu luang: clubbing di tempat umum macam Ancol atau Blok M, atau membuat pesta dengan breakdance di dalamnya.

***

Setelah Boy, muncul tokoh Lupus di akhir '80-an dan awal '90-an. Tokoh ini adalah hasil rekaan Hilman, yang muncul pertama kali sebagai serial di majalah Hai . Lupus muncul sebagai tokoh yang sangat bertolak belakang dengan Boy. Kalau Boy berdandan rapi, Lupus cenderung slenge'an . Rambutnya agak gondrong, dan diberi ciri khas jambul, suka memakai celana jeans, kaos oblong dan kadang kemeja tak dikancingkan, serta sepatu kets. Lupus juga tampak berseberangan dengan Boy dari kelas sosial, ia "cuma" anak seorang pengusaha katering kecil-kecilan yang hidup sederhana. Kalau Boy digambarkan dengan mobil mewah, Lupus naik sepeda balap. Akhirnya Lupus muncul juga di layar lebar. Diperankan oleh Ryan Hidayat, ditemani Nike Ardila sebagai Popi (pacarnya) dan Firda Razak (sebagai Lulu, adiknya). Secara umum, gaya berpakaian Lupus dkk. dalam film ini tak jauh beda dengan era si Boy. Juga tentang kebiasaan mereka dalam melewatkan waktu luang.

Yang menarik adalah mulai munculnya bahasa slang dan prokem dalam buku dan film-film Lupus. Lupus juga sangat identik dengan remaja yang lucu dan konyol. Jadi jangan heran kalau isi buku ini penuh dengan humor dan lelucon. Kata "gua" untuk menyebut diri dan "elu" untuk lawan bicara mulai populer sebagai gaya baru di buku dan film. Mereka juga mulai menggunakan dialog sehari-hari remaja semacam "Jangan gitu dong!" atau "Lu jangan ke mana-mana, tunggu aja di sini, ntar gua balik kok!". Bahasa prokem anak muda juga dicomot dari kelompok-kelompok yang dianggap terpinggir dan kampungan, misalnya dialog golongan homoseksual atau dialog dari warga Betawi asli.

Seera dengan Lupus, muncul tokoh Olga yang mewakili remaja perempuan di masa itu. Boleh dibilang, ia versi cewek dari Lupus. Di sela-sela mereka, dalam masa yang sama, anak kota punya panutan lain. Namanya si Roy. Ia memberi alternatif bagi remaja pria, yang saat itu cenderung mengikuti gaya Boy atau Lupus. Roy, sangat bertolakbelakang dengan keduanya. Ia memberi gambaran tentang kegagahan yang lain dengan Boy, meskipun sama-sama digambarkan sebagai jagoan yang suka berkelahi. Roy digambarkan sebagai pendaki yang suka memakai tas ransel besar dan sepatu gunung. Baju flanel dan jaket tebal mulai dikenal saat itu.

Trend Remaja Dalam Gaya Berpakaian

Remaja pada umumnya memiliki kegemaran-kegemaran baru yang dianggap trendy pada lingkungan sekitarnya. Apapun yang update maka itulah yang patut di contoh. Hal yang paling mudah dilihat adalah cara berpakaian dan jenis busana yang sedang trend.

Sebut saja tokoh-tokoh idola remaja masa kini, maka seringkali gaya berpakaian dan pilihan busana pun tidak jauh dari yang sedang in.Sebut saja gaya busana Harajuku style yang dipopulerkan oleh Agnes Monica melalui busana-busana aksi panggungnya. Gaya busana macam ini sebetulnya adalah gaya busana dari Jepang yang tidak memiliki aturan.

Tidak perlu harus pusing dengan mix and match. Walaupun orang-orang dengan selera konvensional sering menganggap bahwa gaya busana ini terlihat ‘nyeleneh’ namun ini mewakili gaya remaja yang suka menabrak aturan dan Agnes Monica berhasil membawa ini menjadi trend remaja saat ini. Belum lagi gaya rambut yang juga digunting berantakan dan diwarna sana sini terutama dengan warna mencolok.

Coba saja anda tengok gaya anak muda saat ini, terutama yang bermukim di kota-kota besar yang lebih mudah mengakses perkembangan informasi melalui media masa elektronik. Bila saja sekolah tidak melarang penggunaan cat rambut pada anak usia sekolah, maka tak pelak lagi gaya rambut macam ini akan banyak dipakai dalam keseharian oleh para anak muda saat ini.

Begitu pula ketika Melly Goeslow meluncurkan Bukan Bintang Biasa yang juga mempopulerkan salah satu personilnya yang bernama Ayu Sita. Gaya rambut gadis yang satu ini banyak digandrungi para remaja putri bahkan rekan-rekan sesama artisnya seperti Thalita Latief dan Intan Ayu.

Begitu pula saat Dian sastro memotong pendek rambutnya dengan model bob. Saat itu mulailah para artis meniru gaya rambut seperti ini dengan model bob yang tidak simetris. Bahkan yang terbaru, pentolan grup duo Ratu pun menggunakan potongan rambut serupa dan artis cantik Bunga Citra Lestari pun tidak mau ketinggalan.

Tidak hanya gaya busana dan model rambut yang menjadi kegemaran para remaja. Kecenderungan untuk mencari-cari jati diri membuat mereka banyak melihat sekitarnya. Manakala ada yang mencolok dan menarik di mata mereka, maka dicobalah gaya tersebut. Pemakaian aksesoris pun juga menarik untuk disimak.

Manakala pada zaman mode untuk menggunakan jam tangan dengan bentuk besar mencolok, maka para remaja baik putra maupun putri pada berbondong-bondong menggunakan jam tangan model seperti itu. Dan pemakaian merk tertentu yang sedang ‘in’ pun menunjukan level mereka dimata lingkungan sosialnya.

Cukup dengan penampilan, lalu apa saja yang digemari para remaja untuk dilakukan? Umumnya para remaja di kota-kota besar lebih konsumtif dibandingkan dengan para remaja di daerah kecil atau pun di pedesaan. Sedikitnya pilihan tempat rekreasi yang bernuansa alam dan natural, para remaja di perkotaan cenderung banyak menghabiskan waktunya di mall-mall besar.

Bilamana uang saku mencukupi, maka bisa dikata kalau hampir setiap hari mereka pergi dan jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Bisa saja membeli pakaian model terbaru, membeli asesoris terbaru atau hanya mainan-mainan kecil yang lucu. Apa saja dibeli di mall. Tidak cukup hanya itu, mall juga lebih menarik digunakan sebagai tempat makan bersama teman-teman sebaya dibandingkan makan bersama di rumah dengan keluarga.

Mungkin para remaja zaman sekarang lebih familiar dengan rasa makanan di mall daripada masakan di dapur sendiri. Porsi menghabiskan waktu di mall bisa dibilang cukup besar dibandingkan waktu mereka untuk kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau les tambahan untuk mata pelajaran sekolah.

Makanan yang digemari para remaja secara otomatis lebih cenderung pada makanan jenis fast food yang banyak beredar di mall-mall seperti MacDonald, Kentucky, Pizza, donuts dan lain sebagainya. Bagaimanapun juga keasyikan hang out di luar rumah lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga.

Selasa, 23 Juni 2009

Fashion Yuukkzzz..

Santai Berpenampilan

Selasa, 23 Juni 2009 

Di kalangan selebriti Hollywood, penampilan adalah nomor satu. Mereka rela tampil all out dengan busana mewah plus aksesori pendukung. Namun, rumus penampilan seperti itu tampaknya tak berlaku bagi si cantik Penelope Cruz.

Seperti dikutip Femalefirst, Penelope Cruz mau tampil maksimal hanya di ajang red carpet atau premier film. Di luar acara itu, dia memilih tampil kasual.

"Aku hanya mengenakan busana sesuai acara khusus, seperti premier film, red carpet, atau acara sejenis," ujar bintang "Vanilla Sky" ini. 

"Aku pikir setiap wanita tergila-gila pada busana. Tetapi aku tak membutuhkan waktu lama untuk mengepas baju atau memadupadankan busana yang akan dipakai," tambah aktris peraih gelar "Pemeran Pembantu Terbaik" di ajang Academy Awards ke-81, Januari silam.

Selain santai dalam urusan penampilan, mantan kekasih Matt Damon ini juga tak mengkhawatirkan kecantikannya akan memudar meski usianya kini tak muda lagi.

"Usia bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi diriku. Bahkan, di usia matang pun seseorang bisa memancarkan aura kecantikan. Contohnya, Dame Judi Dench. Saat bekerja sama di film Nine, aku melihat aura kecantikan Dame terpancar kuat saat di dalam ruangan," cerita model iklan Mango ini